Thursday, April 21, 2011

Lailatul Qodr

LAILATUL QADR
Ummat Islam di 10 akhir bulan Romadlon tidak ingin kehilangan keuntungan yang sangat besar dalam ibadah di bulan suci penuh rahmat, berkah dan ampunan dari Tuhannya. Buktinya di masjid-masjid agung dan di desa-desa mereka khusu’ menjalankan ibadah dan I’tikaf di malam-malam 10 hari akhir Ramadhan, untuk mendapatkan keberuntungan ridlo Allah berupa “Lailatul qodar”.
“Sesungguhnya kami Telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (Q.S. Al-Qadr : 1-5)
Sebab pada malam itu merupakan awal terbitnya Nur Hidayah dan permulaan syariat baru, yang diturunkan dari kemaslahatan umat manusia. Malam ini adalah malam yang agung bagi kaum muslimin sebab turunnya Al-Qur’an malam itu.

ASBABUN NUZUL
1.Latar belakang sejarah turunnya Surat Al-Qadr
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasulullah SAW. pernah menyebut – nyebut bahwa di kalangan Bani Israil terdapat aeorang laki-laki yang suka beribadah malam hari hingga pagi hari dan berjuang memerangi musuh pada siang harinya. Perbuatan itu dilakukannya selama seribu (1000) bulan. Maka Allah menurunkan ayat ini (Q.S. 97 Al-Qadr 1-3 yang menegaskan bahwa satu mallam Lailatul Qadr lebih baik daripada amal seribu bulan oleh seorang laki-laki dari Bani Israil tersebut (H.R. Ibnu Jarir))
H. Sulaiamn Rasyid memberi penjelasan tentang malam Lailatul Qadr. Bahwa yang dimaksud dengan kelebihan malam Qadr adalah ganda pahala amal ibadah pada malam itu lebih dari 29.500 ganda, sebab ayat itu menerangkan bahwa orang yang beramal ibadah pada malam itu akan mendapat ganjaran lebih banyak daripada beramal ibadah seribu bulan.

2.Kapan turunnya Lailatul Qadr ?
Hadits-hadits Rasulullah SAW. sbb
Carilah malam Lailatul Qadr pada malam 10 hari terakhir. Sebab sesungguhnya malam Lailatul Qadr jatuh pada malam sepuluh yang ganjil, malam 21, 23, 25, 27, 29. Barangsiapa yang mengisi malam tersebut dengan beberapa ibadah disertai keimanan dan bertujuan mencari ridhlo Allah, maka diampuni dosa-dosa yang telah lalu dan dosa yang akan dating. (H,R. Tabrani)

3.Tanda-tanda Turun Lailatul Qadr
Wailah R.A berkata : Lailatul Qadr adalah malam yang terang benderang tidak seberapa panas dan tidak seberapa dingin, tidak ada awan, tidak ada hujan, tidak berangin kencang, tidak ada bintang yang dilemparkan (meteor) sebagian tanda pada siang harinya adalah matahari terbit tidak bersinar terang (H.R. Thabrani)
Kita sebabgai muslimin muslimat sudah sudah sepatutnya taat dan patuh melaksanakan ibadah puasa Ramadhan dan amalan-amaln ibadah sunnah lainnya di blan suci yang penuh rahmat, barakah, dan maghfirah Allah ini. Semua amal ibadah kita harus berdasarkan ikhlas karena Allah semata dan sudah semestinya kita berharap keridhaan Allah SWT.
Kalam Allah sudah ridhla dengan apa yang kita amalkan, Insyallah kita dikehendaki Lailatul Qadr.
Untuk meraih keridhaan Allah itu marilah kita giat beribadah pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan ini, bahkan lebih meningkat. Semoga kita termasuk Muslim Muslimat yang bertaqwa.
Wallahu A’lam bishshawab


Penulis,

Renungkanlah


Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan membuat manusia terpuruk dalam penderitaan yang mendalam, tetapi kisah ini justru sebaliknya.
Dengan adanya kebohongan ini, makna sesungguhnya dari kebohongan ini justru dapat membuka mata kita dan terbebas dari penderitaan, ibarat sebuah energi yang mampu mendorong mekarnya sekuntum bunga yang paling indah di dunia. Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata: "Makanlah nak,aku tidak lapar" >> KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA.
Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk petumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk disamping saya dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sumpitku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata : "Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan" >> KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA.
Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel, dan hasil
tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi
kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun dari tempat
tidurku, melihat ibu masih
bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak korek api. Aku berkata : "Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi
ibu masih harus kerja." Ibu tersenyum dan berkata :"Cepatlah tidur nak, aku tidak capek" >> KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA.
Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku
pergi ujian. Ketika hari sudah siang, taerik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu
kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata: "Minumlah nak, aku tidak haus!" >> KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT.
Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata : "Saya
tidak butuh cinta" >> KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA.
Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke
pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : "Saya punya duit" >>
KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM.
Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi
ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku "Aku tidak terbiasa" >> KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH.
Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker lambung, harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi
tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : "Jangan menangis anakku,Aku tidak kesakitan" >> KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN.
Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya. Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa tersentuh dan ingin sekali mengucapkan : " Terima kasih ibu !"
Coba dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah ibu kita? Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk berbincang dengan ayah ibu kita? Di tengah-tengah aktivitas kita yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di rumah. Jika dibandingkan dengan pacar kita, kita pasti lebih peduli dengan pacar kita. Buktinya, kita selalu cemas akan kabar pacar kita, cemas apakah dia sudah makan atau belum, cemas apakah dia bahagia bila di samping kita. Namun, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari ortu kita? Cemas apakah
ortu kita sudah makan atau belum?
Cemas apakah ortu kita sudah bahagia atau belum? Apakah ini benar? Kalau ya, coba kita renungkan kembali lagi.. Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi ortu kita, lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata "MENYESAL" di kemudian hari.
Sesibuk apapun kita, sempatkanlah untuk selalu menyapa orang tua kita selama mereka masih ada, karena merekalah kita bisa seperti sekarang ini,,,karena kasih sayang dan cinta merekalah kita bisa tumbuh dan besar seperti sekarang ini.
Jangan sekali-sekali kita membuat kecewa atau malu orang tua kita.....

KOPINGER


Kopi bagi orang melayu rupanya tak sekedar air gula berwarna hitam, tapi wujud dari pelarian dan kebahagiaan/kegembiraan..

Mereka yg suka KOPI PAhIT umumnya bernasib sepahit kopinya, makin pahit kopinya makin berlika-liku petualangannya,,,mereka jatuh, bangun, jatuh dan bangun lagi..dlm dunia pergaulan zaman modern skrg ini mereka disebut PLAYER (pemain)...

Mereka yang takaran gula dan kopinya proposional umumnya adl pegawai kantoran yg bekerja rutin dan berirama hidup itu-itu saaja...mereka tak lain pria "DO-RE-MI" dan mereaka tlah kawin dengan rasa BOSAN....proporsi takaran kopi mereka mencerminkan kepribadian mereka yg sungkan mengambil risiko...kelompok disebut SAFETY PLAYER...

Mereka yg takaran kopinya kental dengan sedikit gula biasanya menggambarkan org ini ahli dalam bidangnya, mereka bertangan dingin dan penuh perhitungan, mereka bukan type pegang-lepaskan-pegang-lepaskan tapi mereka adl tyype pegang-cengkeram-telan, namun adakalanya mereka adl PECINTA yang ROMANTIS,,,takaran kopi semacam itu membuat mereka merasakan pahit dekat tenggorokan namun terbesit sedikit manis di ujung lidah,, bagi mereka itu hal sexy,,,golongan ini disebut SEMI PLAYER...

Mereka yg minum kopi dan hanya minta sedikkit gula lalu setelah diberi gula, mengatakan terlalu manis ato kurang manis merupakan orang-orang yang gampang dihasut,,,merekalah pengacau sistem politik republik karena suaranya mudah dibeli,,,mereka itu kaum PLIN PLAN....

Mereka yang suka kopi dengan takaran susunya lebih banyak umumnya bermasalah dengan kehidupan rumah tangga (dlm masalah yg extrem),,,,mereka cenderung hanya minum air panas dan susu saja tanpa gula dan kopi,,,org org ini sering melamun di warung kopi..tak tahu apa yg sedang berkecamuk dalam kepala mereka,,,mereka disebut para EX-PLAYER.....

Ada pula yang suka minum gyula dan air saja tanpa kopi ato susu,,mereka adl BURUNG SIRINDIT....

Mereka yang minta kopi saja tanpa air dan memakan kopi itu seperti makan sagon adalah PENDERITA SAKIT GILA NOMOR 29....

Adapun mereka yang sama sekali tidak pernah minum kopi adalah PENYIA-NYIA HIDUP INI....


termasuk dalam kategori yang manakah ANDA...............????????????????

Garam dan Telaga


Garam dan Telaga

Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia. Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan. “Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya..”, ujar Pak tua itu.
“Pahit. Pahit sekali”, jawab sang tamu, sambil meludah kesamping.
Pak Tua itu, sedikit tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu.
Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk dan tercipta riak air, mengusik ketenangan telaga itu. “Coba, ambil air dari telaga ini, dan minumlah. Saat tamu itu selesai mereguk air itu, Pak Tua berkata lagi, “Bagaimana rasanya?”.
“Segar.”,… sahut tamunya. “Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?”, tanya Pak Tua lagi.“Tidak”, …jawab si anak muda.
Dengan bijak, Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda. Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu. “Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama.
“Tapi, kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu.”
Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasehat. “Hatimu, adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan.”

Monday, April 18, 2011

M. Ibnu Arofah Mubarok

M. Ibnu Arofah Mubarok

Analogi yg Mengagumkan



Analogi yg Mengagumkan
Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk memotong rambut merapikan brewoknya. Si tukang cukur mulai memotong rambut konsumennya dan mulailah terlibat pembicaraan yang mulai menghangat. Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi topik pembicaraan, dan sesaat topik pembicaraan beralih tentang Tuhan. Si tukang cukur bilang," Saya tidak percaya Tuhan itu ada".
"Kenapa kamu berkata begitu ???" timpal si konsumen. "Begini, coba Anda perhatikan di depan sana, di jalanan.... untuk menyadari bahwa Tuhan itu tidak ada. Katakan kepadaku, jika Tuhan itu ada, Adakah yang sakit??, Adakah anak terlantar?? Jika Tuhan ada, tidak akan ada sakit ataupun kesusahan. Saya tidak dapat membayangkan Tuhan Yang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi." Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon karena dia tidak ingin memulai adu pendapat. Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur. Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar mlungker-mlungker- istilah jawa-nya", kotor dan brewok yang tidak dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat.
Si konsumen balik ke tempat tukang cukur dan berkata," Kamu tahu, sebenarnya TIDAK ADA TUKANG CUKUR." Si tukang cukur tidak terima," Kamu kok bisa bilang begitu ??"."Saya disini dan saya tukang cukur. Dan barusan saya mencukurmu!" "Tidak!" elak si konsumen. "Tukang cukur itu tidak ada, sebab jika ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang di luar sana", si konsumen menambahkan. "Ah tidak, tapi tukang cukur tetap ada!", sanggah si tukang cukur. " Apa yang kamu lihat itu adalah salah mereka sendiri, kenapa mereka tidak datang ke saya", jawab si tukang cukur membela diri. "Cocok!" kata si konsumen menyetujui." Itulah point utama-nya!. Sama dengan Tuhan, TUHAN ITU JUGA ADA !, Tapi apa yang terjadi... orang-orang TIDAK MAU DATANG kepada-NYA, dan TIDAK MAU MENCARI-NYA. Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini." Si tukang cukur terbengong !!!!